Bekicot – Taksonomi, Morfologi, Jenis, Habitat, Kuliner & Reproduksi
Bekicot adalah salah satu hewan dari golongan moluska. Hewan berlendir ini umumnya ditemukan di area persawahan dan bebatuan dengan keadaan lembab.
Bekicot memiliki kemiripan dengan keong dan siput, sehingga bagi beberapa orang susah membedakannya. Padahal ketiganya mempunyai perbedaan baik dari sisi fisik ataupun sikap, misalnya bekicot memiliki cangkang dan hidup di darat.
Meskipun bekicot sering dijumpai di area pemukiman terutama pedesaan di Indonesia, ternyata satwa ini bukanlah spesies asli Indonesia. Hewan bercangkang ini berisikan beberapa macam serta memiliki berbagai faedah bagi kesehatan.
Taksonomi
Bekicot ialah binatang yang diyakini berasal dari tempat Afrika Timur dan lalu tersebar ke banyak sekali negara lewat aktivitas perdagangan di abad kemudian. Di Indonesia sendiri satwa ini disangka mulai menyebar pada kisaran tahun 1922 dan spesies yang lain datang pada tahun 1942 saat Jepang melaksanakan penjajahan di Indonesia.
Menurut penelitian, bekicot disebut sebagai binatang yang bisa menimbulkan penyakit pada manusia alasannya adalah mengandung parasit di dalam tubuhnya. Maka dari itu tidak aneh bila Amerika Serikat secara tegas melarang orangnya untuk memelihara dan mengonsumsi binatang bercangkang ini.
Berikut ini adalah pembagian terstruktur mengenai atau taksonomi dari bekicot, yakni:
Kingdom | Animalia |
Filum | Mollusca |
Kelas | Gastropoda |
Ordo | Sytromatophora |
Famili | Achatinidae |
Genus | Achatina |
Spesies | Achatina fulica |
Ciri dan Morfologi
Seperti yang sudah disebutkan, bekicot ialah keong darat yang hidup di area lembab. Binatang ini berbeda dari kalangan gastropoda yang lain, karena memiliki tata cara pernapasan dengan menggunakan pillium tipis yang dilengkapi pembuluh kapiler. Sementara gastropoda lainnya menggunakan ctenidia atau sejenis insang.
Tidak hanya itu, perbedaan bekicot dengan gastropoda lain ialah adanya tata cara nervosium pada tubuhnya. Bekicot memiliki ganglia yang berkumpul menjadi satu dan membentuk bagian ibarat cincin di sekitaresophagus. Ganglia tersebut tidak mempunyai jaringan pengikat.
Bekicot adalah kelompok mollusca yang memiliki ukuran tubuh paling besar di antara yang yang lain. Morfologi tubuh bekicot juga mampu dibagi menjadi dua bagian, ialah struktur cangkang dan tubuh yang lunak.
Secara biasa berat badan bekicot berkisar antara 150 sampai 200 gram dan panjang tubuhnya mulai dari 90 sampai dengan 130 mm.
Berikut ini ialah klasifikasi lebih lanjut mengenai ciri fisik bekicot, antara lain:
1. Cangkang
Cangkang bekicot umumnya berbentuk ibarat tabung kerucut yang jika dilihat sekilas mirip mirip konde. Cangkang ini terdiri atas tiga bab di mana puncaknya yang berupa kerucut adalah apex atau bab paling renta dari cangkang, bab sumbu kerucut atau columella, serta gelung terbesar atau body whorl.
Di antara gelung besar terdapat gelung berukuran kecil-kecil yang disebut selaku spire. Pada bab dalam di antara bibir body whorl terdapat umbilicus. Bagian ini merupakan ujung dari culumella yang secara fisik berbentuk celah sempit atau lebar dan dalam. Sedangkan cangkang yang umilicusnya tertutup disebut imperforate.
Apabila dihitung, terdapat tujuh putaran pada cangkang bekicot yang berbentuk spiral dengan warna cokelat serta memiliki bercak berwarna gelap. Bagian dalam cangkang bekicot berisikan beberapa bagian penyusun yang bersifat sungguh besar lengan berkuasa, alasannya adalah terbuat dari materi kapur.
Susunan cangkangnya terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan periostrakum yang ialah materi tanduk atau konkiolin, lapisan prismatik yang terdiri atas arragonit atau kalsit, serta lapisan mutiara yang terdiri atas zat CaCO3 yang mengkilap dan jernih.
Lapisan periostrakum dan prisatik terbentuk dari tepi pallium yang menebal, sementara lapisan mutiara seluruhnya yaitu pallium.
2. Tubuh Lunak
Bekicot yakni binatang moluska atau berbadan lunak dan tidak mempunyai tulang belakang. Bagian tubuhnya yang lunak terlindung oleh cangkang dan pada waktu tertentu dapat bersembunyi di dalamnya. Tubuh lunak ini dapat dibagi menjadi dua bagian, ialah bagian kepala yang disebut caput dan bagian perut atau badan.
Kepala bekicot terbagi dua, ialah tentakel dan mulut dimana bagian tentakel juga terdiri atas dua bab yang berukuran panjang dan berukuran pendek. Sementara bagian mulutnya meski tidak terlampau kelihatan, tetapi dapat diraba untuk mengetahuinya secara terperinci.
- Photoreseptor atau tentakel panjang dan bangkit tegak, bagian ini terdiri atas sepasang dan berfungsi selaku akseptor rangsangan cahaya. Pada bab ini terdapat stigma atau mata yang terletak di ujung tentakel dan berupa lingkaran serta ada juga stylus atau tungkai tentakel yang mampu memanjang dan memendek.
- Khemoreseptor atau tentakel pendek dan mengarah ke bagian bawah, bab yang terdiri atas sepasang ini berfungsi sebagai alat peraba sekaligus untuk mendapatkan sensor kimiawi.
- Rima Oris atau celah ekspresi dan mempunyai gigi-gigi halus yang disebut radula. Radula berfungsi selaku bagian badan untuk menyantap daun. Cara untuk mendeteksi bagian ini adalah dengan meraba verbal bekicot menggunakan ujung jari.
Selain kepala, badan lunak bekicot juga terdiri atas bagian badan yang mampu dibagi menjadi beberapa area. Pertama di bawah bab kepala terdapat leher yang memiliki lubang genital di sisi kanannya. Lubang ini juga disebut selaku porus genitalis atau muara organ genitalia yang berdekatan dengan photoreseptor selaku kawasan keluarnya penis.
Kedua ialah bab Gastropodus atau kaki perut yang berupa lebar, pipih, dan sangat rapat alasannya mempunyai otot yang kuat. Bagian ini berfungsi sebagai alat gerak dan mengandung mucus atau kelenjar yang menciptakan lendir. Selain itu bab tubuh lunak bekicot juga mempunyai anus atau muara dari terusan pencernaannya.
Habitat dan Sebaran
Walaupun berasal dari daerah Afrika Timur, pada dasarnya bekicot ialah spesies yang memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang sangat bagus pada berbagai keadaan lingkungan. Hal ini mampu dilihat dari persebaran bekicot yang sungguh luas, bahkan hampir semua negara di dunia terdapat hewan berlendir ini, tergolong Indonesia.
Bekicot menggemari lingkungan lembab dan tidak menyukai paparan sinar matahari langsung, sehingga kawasan paling maksimal untuk hidup yaitu kawasan tropis yang basah atau lembab. Suhu letal minimal yang disenangi ialah sekitar 7,22 derajat Celcius dengan pH lingkungan antara 7 hingga 8.
Dengan keadaan lingkungan yang maksimal untuk menunjang kehidupannya, bekicot biasanya mampu dijumpai di tempat hutan yang mempunyai kondisi lembab. Satwa ini lazimnya menempel di tanah, bebatuan, batang pohon, ataupun dedaunan. Selain keadaan lembab, beberapa area tersebut juga mempermudah bekicot memperoleh kuliner.
Kelompok mollusca ini sesungguhnya dianggap sebagai hama tanaman oleh para petani. Bahkan seperti telah disebutkan bahwa satwa bercangkang ini mengandung benalu yang menyebabkan penyakit, sehingga tidak baik untuk dipelihara.
Namun pada kenyataannya ada masyarakat di beberapa negara yang justru menyantap bekicot, seperti Perancis dan Indonesia.
Status Kelangkaan
Status kelangkaan bekicot dengan nama Latin Achatina fulica belum diklasifikasikan oleh International Union for Conservation of Natura (IUCN) Red List. Meski begitu binatang yang masuk dalam kalangan Gastropoda ini telah tercatat dalam database IUCN pada Catalogue of Life yang menjelaskan beberapa rincian bekicot.
Nama latin Achatina fulica ialah spesies yang memiliki beberapa sinonim, mirip Achatina hamillei, Helix fulica, dan Lissachatina fullica. Disebutkan pula bahwa satwa ini hidup di kawasan hutan dan memiliki beberapa nama di dunia, mirip giant african land snail, giant east African land snail, giant African snail, dan Gemeine Riesenschnecke.
Perilaku Bekicot
Binatang ini juga diketahui selaku satwa yang beraktivitas pada malam hari atau nokturnal. Hal tersebut disebabkan oleh kebiasaan bekicot yang menggemari lingkungan lembab. Makara bukan alasannya adalah saat waktu malam kondisi lingkungan gelap, sedangkan dikala siang hari terperinci dan ada sinar matahari.
Perilaku tersebut semata-mata disebabkan oleh suhu pada malam hari yang lebih rendah dan lingkungan condong lebih lembab dibanding pada siang hari. Bahkan pada waktu siang hari bila turun hujan dan matahari tidak terik, bekicot umumnya mampu dijumpai di berbagai daerah sesudah hujan reda.
Pada ketika malam hari bekicot mulai beraktivitas sekitar pukul 10 malam dan berhenti pada pukul 3 atau 4 dini hari. Selama beraktivitas bekicot menghabiskan lebih banyak waktu berlangsung dibanding melakukan aktivitas lainnya. Hal itu dikarenakan pergerakannya yang lambat dan pada umumnya dikerjakan di lingkungan yang memiliki kelembaban tinggi.
Secara lazim dalam sehari bekicot mampu melakukan beberapa kegiatan seperti berlangsung, memanjat, makan, mengeluarkan zat sisa metabolisme, kawin, dan berdiam diri. Bekicot akan menghabiskan siang hari dengan berdiam diri di dalam cangkangnya, alasannya pada saat itu keadaan lingkungan lebih kering dan panas.
Jarak tempuh yang dapat dicapai oleh setiap bekicot berbeda-beda dan dipengaruhi beberapa aspek, seperti umur dan ukuran tubuh. Bekicot yang berumur muda mampu menempuh jarak lebih jauh dibanding yang telah tua, begitupun bekicot dengan ukuran badan besar.
Keluarga mollusca ini diketahui sebagai binatang rakus meski pergerakannya lambat, alasannya adalah dapat makan dalam jumlah besar. Maka dari itu bekicot sungguh menyukai tinggal di wilayah yang mempunyai pepohonan atau dekat dengan tempat sampah. Dalam keadaan wajar satwa ini mampu bertahan hidup sampai usia tiga tahun.
Reproduksi
Usia akil balig cukup akal bekicot ditandai dengan ukuran cangkang yang dimiliki. Pada ketika ukuran cangkang bekicot telah meraih 60 mm, maka kondisinya telah bisa untuk melakukan perkawinan. Akan namun untuk mempunyai keadaan seksual yang benar-benar matang mesti menanti hingga ukuran cangkangnya meraih 80 mm.
Bekicot merupakan binatang yang masuk dalam kelompok Hermaphodite atau mempunyai organ reproduksi berubah satu. Artinya kelamin jantan berupa sperma dan kelamin betina berupa ovarium terdapat sekaligus pada satu badan. Hal ini mengakibatkan bekicot tidak mampu dibedakan antara betina dan jantan.
Namun perlu diketahui bila sperma yang dihasilkan seekor bekicot tidak mampu membuahi ovariumnya sendiri. Oleh alasannya adalah itu, hewan ini juga membutuhkan perkawinan dengan bekicot lain untuk berkembangbiak biar terjadi pertukaran sperma dan sel telur pada aktivitas yang disebut sebagai tahap kopulasi.
Apabila proses perkawinan sukses, maka bekicot yang berperan selaku betina akan bertelur. Biasanya bekicot mengeluarkan telurnya di tanah, tidak jarang telur-telur tersebut melekat pada cacing tanah. Telur-telur tersebut akan menetas setelah beberapa pekan dan menghasilkan bekicot kecil yang sudah memiliki bakal cangkang.
Bekicot yang baru lahir tersebut juga sudah memiliki kemampuan untuk merayap atau berlangsung. Bayi bekicot yang menetas di tanah umumnya akan merayap naik ke batang pohon ataupun dedaunan. Kondisi ini menjadi kelebihan, sebab mereka mesti hidup sendiri tanpa bantuan induknya.
Dalam sekali reproduksi bekicot mampu menghasilkan jumlah telur antara antara 100 sampai 300 butir. Ukuran telur ini pun berbeda-beda dengan kisaran rata-rata panjang 6,3 mm, lebar 5,6 mm, dan diameternya mulai dari 4,5 sampai 5,5 mm. Jumlah telur yang dihasilkan oleh hewan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.
Meski begitu tidak semua telur tersebut akan menetas, sebagian mempunyai kemungkinan untuk gagal menetas. Sebagian telur yang dilepaskan kemungkinan akan gagal menetas apabila kondisi lingkungannya tidak mendukung. Dalam satu tahun bekicot mampu bertelur sebanyak empat hingga tiga kali.
Salah satu faktor penting yang kuat terhadap perkembangbiakan bekicot yakni curah hujan. Bahkan beberapa peneliti menyatakan bahwa demam isu hujan menjadi penanda abad perkawinan bekicot. Sebab saat ekspresi dominan hujan jumlah perkawinan akan meningkat, sedangkan pada trend kemarau jumlahnya hanya sedikit bahkan nyaris tidak ada.
Makanan Bekicot
Sebelumnya sudah disampaikan bahwa bekicot dianggap selaku hama bagi masyarakat umum, alasannya binatang ini ialah kelompok pemakan flora. Tidak ada jenis tanaman khusus yang menjadi makanan favorit satwa nokturnal ini, tetapi beberapa spesies flora mirip timun, ketela rambat, kol, dan balaran ialah yang paling sering dimakan.
Bagian flora yang dikonsumsi oleh bekicot sangatlah banyak, bahkan hampir semua bab bisa dimakannya. Mulai dari kulit batang, dedaunan, buah, bunga, sisa-sisa tumbuhan yang telah mengering, dan flora muda. Namun biasanya bekicot hanya mengkonsumsi satu bab saja, tetapi ada juga yang menyerang seluruh bagian dari tanaman.
Selain itu, bekicot juga menyantap zat-zat sisa yang terdapat pada sampah. Hal ini dinyatakan lewat observasi bahwa tidak jarang bekicot yang tinggal di bersahabat daerah sampah mengonsumsi sari dari limbah organik. Maka dari itu wajar jika binatang berlendir ini disebut selaku hewan yang menenteng banyak parasit.
Jenis-Jenis Bekicot
Bekicot terdiri atas berbagai jenis yang berasal dari dua genus, ialah Achatina dan Helix. Adapun bekicot spesies Achatina fulica terbagi atas tiga subspesies, yakni Achatina fulica ridatzi, Achatina fulica sinistrosa, dan Achatina fulica umbilicata.
Berikut ini yakni beberapa spesies lain selain Achatina fulica, antara lain:
- Archatina variegate ialah spesies dari genus Archatina yang cangkangnya berwarna cokelat mencolok, berlainan dengan spesies Achatina fulica yang cangkangnya berwarna cokelat gelap. Ukuran tubuhnya juga relatif sama, yakni memiliki panjang antara 90 sampai 130 mm dengan berat 150 hingga 200 gram.
- Helix aspersa ialah spesies dari genus Helix yang memiliki cangkang berwarna cokelat muda hingga agak kehitam-hitaman dan memiliki garis terencana di sepanjang cangkang tersebut. Ukuran bekicot ini lebih kecil, rata-rata sepanjang 30 hingga 45 mm dan berat mulai dari 4 hingga 20 gram.
- Helix pomatia dari genus Helix memiliki cangkang berwarna cokelat keputih-putihan dengan tekstur yang besar lengan berkuasa. Sama dengan saudaranya, spesies ini juga mempunyai badan kecil atau hanya sepanjang 40 sampai 45 mm dengan berat tubuh antara 15 hingga 25 gram.
Manfaat Bekicot
Walaupun diketahui sebagai binatang hama yang mengandung parasit pembawa penyakit, bekicot juga mempunyai banyak faedah. Perlu dimengerti juga bahwa parasit di dalam tubuh bekicot sungguh bergantung pada makanan yang dimakan, sehingga bekicot yang sengaja dipelihara, dibudidayakan atau diternakkan sejak awal kemungkinan tidak memiliki benalu pada tubuhnya.
Bagian tubuh bekicot yang memiliki faedah untuk insan adalah lendirnya. Pada lendir tersebut terdapat zat peptidak yang bersifat anti-mikroba, sehingga dapat mempengaruhi kuman baik berupa bakteri gram positif ataupun kuman gram negatif dengan cara mengubah ultrastruktur sel bakteri.
Pemanfaatan lendir bekicot dalam bidang pengobatan sebenarnya belum terverivikasi secara ilmiah meski telah dilakukan penelitian. Penelitian tersebut dilakukan dengan memisahkan lendir bekicot untuk memperhatikan kemampuan anti-bakteri kepada Eschericia coli, Salmonell typhosa, Streptococcus haemoloticus, Candida albicans, dan Pesudomonas aeruginosa.
Lendir bekicot yang dimanfaatkan untuk mengobati penyakit berasal dari kebiasaan yang dilakukan oleh nenek moyang dan memang terbukti cukup ampuh. Akan tetapi sampai dikala ini belum ada penelitian resmi perihal bekicot selaku obat.
Berikut ini adalah beberapa pemanfaatan bekicot dalam bidang pengobatan, ialah:
- Mengurangi peradangan akibat sakit gigi dengan cara menempelkan kapas yang sudah diberi lendir bekicot pada gigi yang sakit.
- Mengobati luka ringan dan aneka macam jenis penyakit kulit pada tubuh dengan mengoleskan lendir bekicot pada area yang terluka.
- Mengatasi penyakit kuning.
Lendir bekicot sebagai pereda nyeri melakukan pekerjaan dengan cara menghalangi kegiatan mediator nyeri. Akibatnya, mediator tidak bisa melaksanakan rangsangan terhadap reseptor nyeri, sehingga rasa nyeri tidak bisa hingga di pusat nyeri. Inilah alsan mengapa lendir bekicot mampu dijadikan obat sakit gigi.
Selain itu, lendir bekicot juga berfungsi selaku anti-inflamasi yang dikenali memiliki sifat sama mirip asetosal. Asetosal merupakan salah satu zat yang berfungsi menghambat proses inflamasi. Manfaat ini diperoleh dengan mencampur lendir, air, dan ekstrak daging bekicot yang mengandung etanol.
Keunikan Bekicot
Bekicot memiliki sederet keunikan yang sangat mempesona. Keunikan tersebut tidak hanya sebatas pada bentuk tubuhnya, melainkan juga pada perilaku hidupnya dan sistem organ badan bekicot.
Berikut ini yaitu beberapa keunikan yang dimiliki oleh kalangan Gastropoda ini, antara lain:
- Hibernasi. Bekicot biasa melakukan istirahat ketika kondisi lingkungannya kurang stabil seperti terlalu cuek atau terjadi kemarau panjang. Pada kondisi mirip itu bekicot akan berdiam diri di dalam cangkangnya dengan mempergunakan lemak yang tersimpan. Bahkan beberapa sumber menyebutkan bahwa ada bekicot yang dapat bertahan berhibernaasi hingga puluhan tahun di dalam cangkangnya.
- Bernapas dengan paru-paru. Bekicot memiliki paru-paru yang disebut selaku pulmonata dan berfungsi untuk melakukan proses sirkulasi dan respirasi. Paru-paru ini terletak di bagian luar jaringan mantel yang menjadi daerah pertukaran udara. Darah dan udara yang ada di dalam paru-paru akan dipompa oleh jantung melalui arteri yang ada pada organ dalam, kepala, dan kaki.
- Bekicot mempergunakan ginjal untuk mengerjakan tata cara ekskresi atau pembuangan zat sisa dari dalam tubuh. Zat-zat apalagi dahulu akan disaring di dalam ginjal, lalu sisanya akan dikeluarkan lewat ruang mantel.
- Memiliki hati yang letaknya berdekatan dengan kelenjar ludah di bab kanan dan kiri tembolok. Hati tersebut langsung terhubung dengan lambung yang letaknya tepat di bab atas rumah atau cangkang.
Komentar
Posting Komentar